my cAmpus

Jajaran pepohonan rindang dengan suluran rambut menjuntai, biru atap langit, menyambut keadantangan kami mahasiswa baru. Dengan ukuran banner besar yang bertulisan “Selamat Datang di Kampus Putih”. Megahnya bangunan tiap sudut kampus menentramkan semua mahasiswa baru. Bahkan pada musim kemarau yang paling membakar sekalipun, area ini tak pernah menguap kesejukannya. Tanah yang retak, aspal hitam bagai oven, rerumputan mongering kehausan ; tapi gemericik air kolam yang tepat berada depan kampus mengalirkan rasa basah sampai ke relung hati. :y

Meskipun Kampus ini kampus yang basic-nya kampus islam tapi tidak hanya di dominasi orang muslim saja tapi juga warga non muslim.

Anak-anak pecinta seni, para peneliti, dan para olahragawan pun semuanya tumpah ruah disini menjadikan tempat ini sebagai tempat pelabuhan ketenangan hati yang sering naik akibat pertikaian ataupun jika ada masalah.

Kemegahan masjid yang terletak di sudut kampus semakin mengahangatkan suasana lingkungan kampus. Tidak hanya sebagai tempat ibadah, tempat ini juga sebagai tempat belajar mahasiswa. Koordinasi-koordinasi sering dilakukan ditempat ini, areal parkir yang ada digunakan sebagai tempat bermain (fuTsal, latihan karate,dll).

Bahkan, saat ramadhan berlangsung, halaman luas dan areal parkir dijadikan ajang lomba kreativitas anak-anak muslimah.


Bagi sebagian orang, masjid ini hanya candu untuk mereka yang tak punya jati diri. Sekalipun begitu, golongan ini tetap memasuki ruang perpustakaan mini yang ada di lantai bawah. Masjid lambat laun berubah sesuai fungsi asalnya, menjadi tempat manusia berkumpul menimba ilmu dan amal. Tempat berkubah yang tidak hanya popular di kalangan kamu lansia, belakangan ini mulai menampilkan wajah-wajah baru yang segar. Tak hanya sebagai destinasi sepasang kekasih, mereka yang mengakrabi tempat ini dianggap memiliki potensi baik dan kematangan pribadinya.

Student Center (SC) merupakan salah satu sarana yang diberikan oleh kampus untuk kami yaitu tempat ini digunakan sebagai home base organisasi HMJ setiap jurusan dan UKM lainnya. Selain sebagai tempat koordinasi, mahasiswa juga bisa menyalurkan segala aspirasiya disini.

Kegiatan ini tidak untuk menumbuhkan bibit-bibit fundamentalisme, tapi demi memacu semangat berperilaku baik. Coba kita tengok betapa sepinya Karang Taruna (perkumpulan para pemuda) di setiap kelurahan, pos kamling yang semakin senyap di ujung gang, atau arisan ibu PKK yang berlalu tanpa gairah. Di tempat inilah para mahasiswa baru mulai diperkenalkan dengan orientasi kampus oleh kakak tingkat dengan raut masam dan mata buas menerkam para pemuda-pemudi yang lugu (mengerikan). Lambat laun pekan ini menjadi pekan keakraban, mungkin setingkat lebih baik dari blind date. Setidaknya, melalui ini mahasiswa mengenal sekilas tentang kampus, mungkin juga gambaran pribadi keseharian yang mewakili.

Dan babak baru kehidupan seorang pemuda dimulai disini.

Di tempat ini student center, pada pekan orientasi mahasiswa, dia bertemu dengan seseorang yang mengubah dirinya bahkan hidupnya secara perlahan-lahan hingga mencapai derajat 180 berbalik. Dia tetaplah Shinrei yang cerdas dan riang, walau pakaian yang serba semrawut dengan kaos oblongnya dan celana jins yang bolong-bolong, ditukar dengan celana yang sedikit rapi meskipun tidak jauh dari yang sebelumnya. Dia yang suka menyanyi dimanapun lebih menyimpan suaranya di kamar sendiri atau sekali waktu jika terlupa bersolo sopran di kamar mandi. Suara gak jelas yang decibel sama dengan raungan knalpot, makin matang dan tegas meski tetap lembut. Tudak panjang lebar, shinrei sedikit banyak telah berubah seperti harapan orang tua tercinta. Orang tua mana yang rela anaknya mirip T-Rex yang ganas.

Rossyana…..

Nama mahluk yang sudah mengubah Shinrei seperti sekarang,…

Hari ini adalah pertemuan terakhir dari perjanjian yang telah disepakati, setelah berhari-hari yang berwarna. Meskipun beberapa hari baru dekat dengannya mereka terlihat sudah saling mengenal antara satu dengan lainnya. Masing-masing menyimpan rahasia hingga pertemuan kembali di kampus putih rindang.mengeratkan hati.


“ Kamu jadi berangkat ?”

Shinrei tertawa lepas melihat raut keruhnya. “ Jadilaaaaaah, mank kenapa?”

Rossyana menarik napas. “ Sayang aja….”

“Sayang apa? Sayang aku?”

“Bukan!” muka Rossyana memerah

No comments:

Post a Comment