Keputusan

“Mengapa harus di ambil?”

Mengambil keputusan untuk sebuah perubahan memang tidak semudah membalikkan telapak tangan. And now, aku mengambil sebuah keputusan untuk memberanikan memperbarui diri. Artinya disini “Aku harus menjadi diriku yang kebih baik dari sebelumnya”.
Disini aku mulai berpikir, ternyata diri ini mahluk yang sangat amat kecil dan kotor tak lebih dari tumpukan sampah yang tak berguna. Mending jadi sampah organic masih bisa dimanfaatkan untuk yang lain. Lha ini jadi sampah yang sudah tak bisa dimanfaatkan (recycle) lagi yang bisa dilakukan hanyalah menghanguskannya dari muka bumi ini.


Tidak hanya diri kita, kita yang hanya orang biasa begitu susah untuk mengambil sebuah keputusan. Apalagi seorang pemimpin seperti : Ketua MPR, Presiden,Perdana Menteri,Para menteri, Anggota DPR, Gubernur, Bupati, Walikota, Camat, Lurah wes apapun itu yang penting ketua kelompok dari suatu organisasi. Apapun yang menjadi keputusan pemimpin hargai, dan kalau itu memang baik untuk kita pasti semuanya akan baik. Memang, tidak sepenuhnya apa yang menjadi keputusan seorang pemimpin akan menguntungkan kita. Tapi setidaknya berilah mereka apresiasi, mereka mengambil keputusan tentunya demi kebaikan kita semua bukan kebaikan dirinya sendiri. Jika kita sendiri saja tidak memberanikan mengambil keputusan untuk memperbarui diri mengapa kita sering berfikir kalau apa yang kita perbuat dan lakukan sepenuhnya benar dimata orang lain.
Beribu syukur ku panjatkan karena diri yang kotor ini masih diberi kesempatan untuk memperbarui diri. Alhamdulillah ku haturkan pada yang kuasa, dengan adanya niatan yang tulus akan memperbarui diri ada progress lumayan yang kudapatkan.(setidaknya menurut hati kecilku seperti itu)
What About yOu? ……………………
you want repair yOur self to?........................

Dancok Djancok dan Juancook

The meaning of jan**k, I think jan**k adalah representasi pengucapan seseorang yang mengarah keperkataan kasar (berkata kotor). sejauh yang saya ketahui jan**k merupakan bahasa sehari-hari orang etanan (jowo etan), yang menjadi sebuah keheranan tapi nyata, jan**k sudah menjadi sebuah ciri kHas yang membudaya dari masyarakat jawa timur. Orang bilang “jan**k” semua sudah tahu orang ini pasti orang wetanan. Bahkan di di kota-kota besar sekalipun, seperti : Jakarta, Jogjakarta, Makasar, Bali, Lombok, Sumatera, Sulawesi, Kalimatan, Irian Jaya (sabang sampai merauke) hampir seluruh Indonesia tahu “Jan**k” merupakan bahasa ataupun ciri khas dari salah satu wilayah yang ada di Jawa (East Java).
Eksistensi dari kata “jan**k” sudah tidak bisa dipungkiri lagi. Kata ini tidak pernah tenggelam oleh kecanggihan dan medernisasi teknologi sekarang ini. Sekarang semuanya serba teknologi, tapi kenapa juga harus disertai jan**k, ek : dengan fasilitas SMS (Short Message Services) yang sederhana kita bisa menyampaikan jan**k pada receiver (teman) kita. Inilah salah satu bukti nyata jika jan**k bisa menempatkan diri disegala posisi.



Salute to Jan**k, nilai magis dari kata ini sungguh besar dan kuat sehingga mampu menyihir ke semua kalangan besar-kecil, tua-muda. Saat hati dalam keadaan kesal (sejauh yang saya amati) perkataan yang keluar jan**k, apa-apa jan**k, apa-apa jan**k dan semua itu terasa plong atau semua sesak di dada begitu cepat hilang setelah melafalkan jan**k dengan keras dan mantap. Kalau sudah seperti ini “Apakah jan**k bisa dikatakan sebagai obat penawar kekesalan?”.
Eksistensi jan**k tidak hanya sebatas itu saja. Kita jumpa dengan teman bilang ”hai cok yo’opo kabare cok?”, pada saat telpon juga, seperti yang kita lihat pada cuplikan film animasi suro ‘n boyo, kata pertama yang terucap “*ok” akhir perkataan bilang “*ok” lagi, apa-apa cok apa-apa cok.
Nah, kalau sudah seperti ini apakah jan**k sudah bisa di sejajarkan dengan “say Hi,…” atau “salam”? ataukah kata cok bisa dikatakan sebagai bahasa pelengkap sehari-hari. Sejauh yang saya ketahui, selama belajar sampai saat inipun dalam susunan kaidah bahasa Indonesia tidak ada kata cok sebagai pelengkap kata dalam bahasa. Seharusnya orang yang menemukan kata “jan**k” ini mendapat apresiasi dari guiness world karena kata yang dia temukan terus eksist sampai sekarang.
Jika eksistensi jan**k bisa menyihir orang di seluruh Indonesia, mengapa kita sebagai generasi bangsa yang berilmu tidak menyebarkan virus yang bisa memberikan manfaat banyak pada orang lain, ex : ciptakan sesuatu yang bisa berguna dan bermanfaat buat orang lain. Masa’ kita sebagai generasi yang berpendidikan kalah dengan eksistensi “jan**k”.
Semuanya kembali pada anda semua, yang bisa menilai sebuah kata “Jan**k” itu baik dan buruk, hanya anda yang menentukan. Jika menurut anda “jan**k” sebuah perkataan kotor yang tak pantas di ucapka ya weZ jangan pernah sekalipun mengatakannya.
wHat About yOu?